Apakah hewan memiliki bahasa ?
Apakah Hewan Memiliki Bahasa ?
Komunikasi : Proses menyampaikan informasi
Bahasa : Sebuah sistem gramatikal, ujaran, dan tulisan
Bicara : Bentuk ujaran dari sebuah bahasa
Berkomunikasi dengan manusia maupun hewan bisa menggunakan
cara apapun selain berbahasa, seperti lewat ekspresi, tanda, atau gerakan
tubuh. Kita bisa memahami maksud-maksud tertentu dari yang disampaikan orang
lain. Namun bahasa yang kita gunakan sehari-hari memiliki aturan tata bahasa
yang bisa disimpan di dalam ingatan kita. Kumpulan huruf menjadi kata, kumpulan
kata menjadi kalimat yang bisa dimengerti hingga yang paling rumit. Pelafalan
dan penulisannya pun ada caranya masing-masing.
Hewan
bisa berbicara seperti manusia?
Apakah makhluk selain manusia memiliki sistem seperti ini
untuk berinteraksi satu sama lain? Beberapa penelitian coba dilakukan untuk
menguak misteri ini. Para peneliti pernah mencoba melatih simpanse untuk dapat
berbicara dengan manusia selama kurang lebih 7 tahun, namun hasilnya nihil.
Padahal hasil penelitian menunjukkan, simpanse bisa mengeluarkan puluhan suara
(fonem) yang berbeda (hampir setara dengan fonem Bahasa Inggris yang berjumlah
44). Namun simpanse tidak bisa menggabungkan fonem-fonem tersebut menjadi
sebuah kesatuan yang bisa disebut kata ataupun kalimat. Seekor burung nuri
bernama Alex juga sempat menghebohkan dunia karena kecerdasannya dalam
mengujarkan kata-kata dalam bahasa Inggris. Alex juga mahir menyebutkan angka,
warna dan nama-nama benda yang dilihatnya. Sayangnya burung cerdas ini
menghembuskan nafas terakhirnya tahun 2007 silam. Alex juga tidak bisa membuktikan
bahwa dia bisa berbahasa karena burung nuri hanya menghafal dan mengikuti apa
yang dicontohkan dan diajarkan manusia. Masih ada contoh lain juga seperti
gajah yang bisa berbahasa korea, dll.
Kedua contoh diatas menggambarkan bahwa hewan memang tidak
memiliki sistem bahasa yang rumit dan memiiki aturan tertentu seperti manusia
dalam berkomunikasi. Padahal, jika dilihat dari organ vokal yang dimiliki hewan
tidaklah berbeda dengan manusia. Oleh karena itu ada beberapa hewan yang bisa
dilatih menirukan bahasa-bahasa tertentu karena organ vokalnya memungkinkan
untuk meniru ujaran manusia.
Apa penyebabnya?
Dalam ranah Psikolinguistik (perkawinan ilmu antara Psikologi
dan Linguistik), kita dapat mempelajari hubungan bahasa dengan pikiran.
Psikolinguistik menelisik lebih dalam bagaimana otak bekerja ketika kita
memproses bahasa (mendengar, menulis, berbicara). Baik manusia mauopun hewan
memiliki itak di dalam kepalanya. Manusia bisa berbahasa karena kita memiliki
otak yang berbeda dengan makhluk lain. Dalam hal ini, anatomi otak manusia dan
hewan kurang lebih sama, namun manusia memiliki Celebrum Cortex yang lebih
besar ukurannya daripada hewan. Hal inilah yang membuat manusia bisa melakukan
hal-hal yang lebih rumit seperti mempelajari bahasa, sementara kemampuan hewan
hanyalah sebatas menirukan ujaran manusia. Jadi, apakah bahasa hanya identik
dengan mahluk ciptaan Tuhan yang disebut Manusia? Hal ini bisa terbantahkan
jika ada sejenis hewan yang bisa berbicara bahasa manusia. Sebagai contoh
kecil, di negara manapun anjing berada, suara menggongongnya sama, begitu pula
dengan kucing. Suara mengeong kucing Indonesia dan Amerika tetaplah sama. Hewan
tidak bisa berbahasa manusia ataupun berujar bahasa hewan lainnya. Hingga
saat ini, belum ada orang ataupun peneliti yang bisa membuktikan bahwa ada
hewan yang memang mampu berkomunikasi dengan bahasa seperti layaknya manusia.
Film-film dengan tokoh-tokoh hewan yang bisa berbicara dengan bahasa manusia
nampaknya memang hanya sebatas rekayasa dan khayalan belaka.
PERBEDAAN SISTEM KOMONIKASI MANUSIA DAN HEWAN
Perbedaan antara Bahasa Manusia dengan
“komunikasi hewan” Ada beberapa hal yang membedakan antara bahasa (language)
dengan tindakan-tindakan penyampaian pesan lainnya, seperti: tangisan bayi,
gonggongan anjing, dan tarian lebah atau yang biasa dikenal dengan “waggle
dance”. Terdapat beberapa pendapat mengenai perbedaan-perbedaan ini. Yang
pertama adalah yang disampaikan oleh Nan Bernstein Ratner dkk. Menurutnya ada
beberapa karakteristik khusus yang hanya terdapat pada bahasa manusia.
Karakteristik tersebut antara lain:
1.Bahasa manusia memiliki hierarchical structure. Pesan (dalam bahasa manusia) dapat dibagi kedalam unit-unit analisis yang lebih kecil.
1.Bahasa manusia memiliki hierarchical structure. Pesan (dalam bahasa manusia) dapat dibagi kedalam unit-unit analisis yang lebih kecil.
2.Bahasa manusia memiliki sifat infinite creativity. Pengguna bahasa dapat meenghasilkan dan memahami kalimat-kalimat dalam bahasa mereka tanpa terbatas. Hal ini sangat berbeda dengan hewan yang hanya dapat menghasilkan bahasa secara terbatas.
3.Bahasa manusia dapat mengungkapkan pengalaman pengguna bahasanya meskipun pengalaman tersebut bersifat abstrak. Hal ini tidak terdapat dalam bahasa hewan. Mereka hanya dapat mengungkapkan hal-hal yang terdapat di depan mereka. Jika bendanya tidak ada, maka mereka (hewan) tidak dapat menyampaikan pesan yang sama.
4.Bahasa merupakan sebuah rule-governed system of behavior. Dalam tangisan bayi atau gonggongan anjing tidak ada salah dan benar. Anjing dapat menggonggong semau mereka. Namun, dalam bahasa manusia ada sistem-sistem tertentu yang membuat sebuah kata/kalimat dapat diterima atau ditolak. Sistem ini menjadikan bahasa dapat dipelajari dan digunakan sevara konstan (Ronald Wardhaugh, hal. 3). Terdapat dua macam sistem dalam bahasa yaitu: sistem bunyi dan sistem arti (the system of sounds and the system of meanings).
5.Bahasa bersifat arbitrary. Bahasa Inggris, seperti bahasa-bahasa lainnya, memiliki konvensi mengenai penempatan kata dalam kalimat. Aturan-aturan inilah yang bersifat arbitrary; tidak ada alasan yang riil mengapa bahasa Inggris membutuhkan konvensi-konvensi gramatikal tertentu. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris Noun Phrase harus mendahului Verb Phrase dan objek mengikuti Verb Phrase(biasanya disebut S-V-O word order), meski tidak semua kalimat dalam bahasa Inggris mengikuti kaidah ini. Selain dalam aturan penyusunan kata dalam kalimat, kearbitarian bahasa juga dapat dilihat dalam kata itu sendiri. Sebagai contoh, tidak ada alasan mengapa ‘sebuah pohon’ disebut ‘tree’ dalam bahasa Inggris, dan tentu saja hal ini juga berlaku untuk bahasa-bahasa lainnya.
Sebagai makhluk Tuhan manusia dan hewan dalam sistem komunikasi memiliki
persamaan dan perbedaan apabila lebih diteliti persamaan berikut persamaan manusia dan hewan sama-sama mempunyai alat ujaran untuk menghasilkan bunyi yaitu paru-paru, laring, paring, dan mulut, sehingga baik manusia maupun bintang mampu melakaukan komunikasi dengan anggota kelompoknya dengan memiliki alat ujaran yang sama walaupun dengan proporsi yang berbeda antara manusia dengan binatang mampu melakukan komunikasi walaupun sangat terbatas sebagai contoh seseorang yang memiliki hewan piaraan karena setiap hari bertemu dan melakukan komunikasi maka binatang piaraan tersebut mampu diajak untuk berkomunikasi, misalnya waktu dipanggil maupun disuruh melakukan sesuatu oleh manusia.
Perbedaan sistem komunikasi antara manusia dan hewan adalah struktur mulut, lidah, dan organisasi otaknya. Struktur mulut pada hewan misalnya simpanse lidah mempunyai ukuran yang tipis dan panjang . ukuran mulud yang sempit tidak banyak ruang untuk menggerakan lidak ke atas, ke bawah, ke depan, dan kebelakang. Ruang gerak yang sangat terbatas tidak memungkinkan binatang untuk memodifikasi arus udara menjadi bunyi yang berbeda-beda dan distingtif. Berbeda dengan manusia yang mempunyai rongga mulut yang cukup besar dan lidah yang pendek sehingga memudahkan lidah untuk bergerak sehingga mudah untuk memodifikasi arus udara menjadi bunyi. Laring pada binatang seperti simpanse terletak dekat dengan jalur udara ke hidung sehingga waktu bernafas laring tadi terdorong ke atas menutup lubang udara yang ke hidung. Epiglottis dan velum pada binatang juga membentuk kelep yang kedap air sehingga binatang dapat bernafas dan minum serta makan secara simultan.
Berbeda dengan manusia rongga mulut manusia yang relatip kecil, lidah yang tebal dan pendek yang pleksibel untuk digerakan posisi laring maupun epiglottis manusia yang jauh dari mulut sangat menguntungkan dalam pembuatan suara. Gigi manusia yang jaraknya rapat, tingginya rata, dan tidak miring ke depan membuat udara yang keluar dari mulut mudah diatur, bibir manusia yang bisa digerakan secara fleksibel mampu menghasilkan bunyi tertentu
Disamping bentuk tubuh dan ciri-ciri fisikal lain yang membedakan manusia dan binatang adalah otak. Perbandingan antar otan manusia dan otan binatang baik struktur maupun organisasinya sangat berbeda. Perbedaan neurologis seperti ini yang membedakan bahwa manusia dapat berbahsa sedangkan hewan tidak bisa berbahasa.
Daftar Pustaka :
http://www.kompasiana.com/arditaher/apakah-hewan-berbahasa-seperti-manusia_55d55d28cb23bd2707381053
http://mohammadfatur.blogspot.co.id/2011/05/perbedaan-sistem-komonikasi-manusia-dan.html
Komentar
Posting Komentar